This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 29 Agustus 2019

Anak Kecil Penjual Bunga

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Anak Kecil Penjual Bunga

Di sebuah pusat perbelanjaan ada seorang anak perempuan kecil yang menjual bunga mawar kepada orang-orang yang lewat. Anak itu biasa berjualan di sana dari siang hari hingga petang.

Suatu siang saat melewati pusat perbelanjaan, anak kecil itu mendekatiku. ‘Om mau beli bunga mawar, Om? Bisa buat istri atau pacarnya Om, murah kok lima ribu aja.’ kata anak itu. Kutolak dengan halus tawaran itu karena aku terburu-buru. Sempat kulihat di keranjang anak itu masih tersisa sekitar dua puluh tangkai mawar.

Sore harinya aku lewat pusat perbelanjaan itu lagi dan melihat si anak kecil masih menawarkan bunganya. Ia menawarkan bunga lagi padaku, tampaknya lupa siang tadi telah menawarkan bunga. Kutengok keranjangnya masih sekitar empat belas tangkai mawar.

Aku iba dengannya tapi karena aku masih memiliki urusan dan tidak membutuhkan bunga, kutolak dengan halus lalu kuberi anak itu selembar uang lima ribu. Anak itu mengambil uangku lalu memberikannya pada seorang pengemis di dekat sana.

Kutanya anak itu, ‘Kenapa uangnya dikasih ke pengemis? Adik nolak rezeki?’

Anak itu menjawab, ‘Saya ke sini karena disuruh ibu jualan, yang ke sini buat minta-minta pengemis itu. Om salah kasih rezeki.’

Anak perempuan pada cerita inspiratif singkat tadi adalah contoh orang yang pantang menyerah. Ia bahkan lebih memilih rezeki hasil usahanya sendiri dibanding uang dari rasa kasihan orang lain. Padahal, bunga mawar dagangannya masih tersisa banyak di keranjang.

Jika kamu masih sering meminta sesuatu pada orang tua dengan cuma-cuma, mungkin gadis pada cerita inspiratif singkat ini bisa kamu contoh. Sekecil apa pun keinginanmu, cobalah berusaha memenuhinya sendiri terlebih dahulu.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Ingat-Ingat Jasa Orang Tua

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Ingat-Ingat Jasa Orang Tua

Sumber: Wikimedia Commons

Hari ini Putri berulang tahun yang ke 14. Biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu akan memasak makanan kesukaannya dan ayah akan memberikan hadiah. Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Putri langsung bergegas pulang, berharap kejutan dari orang tuanya.

Tapi hari itu ternyata adik Putri sedang sakit, sehingga ibu repot merawat anaknya yang sakit. Otomatis, sirnalah harapan putri untuk makan makanan kesukaannya.

Putri kesal pada orangtuanya karena merasa tidak diperhatikan. Ia lalu pergi dari rumah menuju ke taman sambil marah-marah. Tidak lama kemudian, perutnya mulai melilit karena lapar.

Saat itu hanya ada tukang bakso keliling yang berjualan di taman. Putri pun mendekati tukang bakso itu, sayangnya ia tak memiliki uang. Melihat wajah Putri yang memelas, tukang bakso itu menawarinya semangkuk bakso gratis.

Sambil memakan semangkuk bakso itu, tiba-tiba air mata putri menetes. Abang tukang bakso pun bertanya, ‘Kenapa nangis, Neng?’

‘Sebenarnya ini hari ulang tahunku, aku terharu, abang yang baru kenal malah baik banget,” jawab Putri. “Orang tuaku malah ngga peduli.’

‘Ya kalo abang yang baru kasih Neng makan sekali aja udah bikin terharu, apalagi orang tua Neng yang udah bertahun-tahun kasih makan. Jangan ngeremehin orang tua sendiri Neng, nanti nyesel lho!’ kata abang tukang bakso.

Putri pun mendengarkan nasihat abang bakso itu dan pulang. Sampai di rumah, ia meminta maaf pada ibunya.

Hari ulang tahun merupakan momen yang spesial dan ditunggu oleh beberapa orang. Pada hari itu, membuat perayaan kecil bersama keluarga, teman, atau pacar adalah hal yang menyenangkan. Meski begitu, jika ada hal lain yang lebih mendesak maka cobalah untuk mentolerir hal tersebut.

Putri dalam cerita tadi awalnya adalah anak yang egois dan tidak mau memaklumi ibunya yang sibuk. Tapi setelah dinasihati tukang bakso, ia pun sadar akan keegoisannya. Contoh cerita inspiratif singkat ini mengajarkan banyak hal, seperti mengatur prioritas, toleransi, sampai menghargai jasa orang tua, cocok untuk menjadi renungan hidup.

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Tes Tiga Saringan

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Tes Tiga Saringan

Pada masa keemasan Kekhalifahan Abbasiyah, hidup seorang ulama yang sangat disegani. Suatu hari, seorang pedagang kenalannya berkunjung ke rumahnya.

‘Tuan sudah tahu kabar yang baru saja kudengar tentang sahabat tuan?’ kata pedagang.

‘Tunggu dulu!’ ujar ulama, ‘Sebelum kau memberitahuku lebih lanjut, aku ingin kau melewati tiga pertanyaan dariku. Aku menamainya ter tiga saringan.’

Pedagang itu bingung. Sang ulama lalu menjelaskan, ‘Sebelum kamu bercerita tentang kawanku, ada baiknya sedikit kusaring dulu informasinya. Tes pertama, apakah kamu bisa menjamin informasi itu benar?’

Pedagang menjawab, ‘Tidak, aku baru saja mendengarnya dari seseorang. Tapi…’

‘Oke, berarti kamu tidak bisa menjamin kebenarannya.’ Ulama melanjutkan lagi, ‘Apakah kabar tentang temanku adalah suatu informasi yang baik?’

Pedagang menjawab, ‘Tidak, malah sebaliknya ia…’

‘Oke, berarti kamu akan berbicara tentang keburukan yang belum tentu benar.’ Ulama melanjutkan lagi, ‘Terakhir, apakah mengetahui hal itu memberiku keuntungan?’

‘Tidak ada,’ jawab pedagang itu.

‘Jika keburukan kawanku belum tentu benar dan tak ada keuntungan apa pun mengetahuinya, untuk apa kamu cerita?’ tanya sang ulama.

Masih suka ghibahin orang lain? Entah itu tentang tetangga, saudara, atau teman sekelasmu? Mungkin setelah membaca contoh cerita inspiratif singkat tadi, kamu bisa menyadari betapa buruknya hal tersebut.

Mendengarkan gosip buruk tentang orang lain adalah hal yang tidak berguna, sementara menyebarkan gosip adalah hal yang buruk. Coba contoh ulama pada contoh cerita tadi, ia lebih memilih tidak mendengar apa yang hendak dibicarakan pedagang daripada mendengar berita yang tak jelas kebenarannya.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Rabu, 28 Agustus 2019

Menghindari Kebodohan

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Menghindari Kebodohan

Alkisah, ada seorang murid baru yang diperintah oleh gurunya untuk mengambil air di dekat sebuah sumur yang terletak di belakang perguruan.

Si murid pun bergegas menuju ke belakang untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan. Tanpa berpikir panjang atau mempelajari situasi di sekitar sana, pikiran dan langkah kakinya langsung tertuju pada sumur dan ember untuk menimba air.

“Aha… itu dia ember kosong dan talinya,” serunya. Dengan gembira, dia pun mulai memegang tali dan mengayunkan ember ke dalam sumur. Tetapi sampai tali yang dipegang di tangan hampir tiba di ujung, dirasakan ember nya tetap kosong, tidak juga menyentuh air di dalam sumur. Maka dia melakukan usaha lebih keras.

Tubuhnya ikut dilengkungkan ke bawah seraya matanya menatap nanar berusaha menembus kegelapan sumur sambil tangannya sibuk mengayun-ayunkan ember.

Tetapi tetap saja tidak ada apa pun yang tersentuh ember di bawah sana.  Panas yang terik dan usaha sepenuh hati yang dilakukan berkali-kali membuat keringat mengucur deras membasahi bajunya.

Murid itu pun mulai merasa kesal dan jengkel. Usahanya berkali-kali dan keinginannya untuk tidak menyerah tetapi tidak membawa hasil seperti yang diharapkan, membuat emosinya semakin memuncak.

Dari kejauhan, sang guru menyaksikan ulah si murid. Dengan senyum sabarnya dihampiri si murid. Melihat kedatangan gurunya, si murid segera berkata lantang, “Guru, saya sudah berusaha menimba air tetapi kelihatannya sumur ini sudah kering. Jika sumur ini tidak berair, mengapa Guru memerintahkan saya untuk mengambil air?”

Gurunya balik bertanya, “Berapa kali kamu menimba?”

Si murid menjawab dengan emosi, “Sudah berkali-kali. Lihat saja bajuku sampai basah kuyup begini!”

Sang Guru berkata lagi, “Kalau kamu merasa sumur itu kosong, mengapa harus terus menimba? Kamu marah, ya? Kemarahanmu sampai menutup kesadaran dan akal sehatmu ya?” Plaaaak!  Kepala si murid pun dipukul oleh sang Guru.

“Lihat ke samping sumur itu, di sana ada keran air. Tinggal dibuka krannya, airpun mengalir. Guru suruh kamu mengambil air di dekat sumur, bukan menimba di sumur!”

Seketika wajah si murid merah padam… dia merasa malu sekaligus merasa begitu bodoh karena telah membuang energi dan kemarahan tidak pada tempatnya.

Sering kali kita sibuk mengumbar emosi dan kemarahan, menyalahkan orang lain dan keadaan, tanpa alasan yang jelas dan benar. Karenanya, terkadang kita perlu mendapat “kesadaran” (baik dari diri sendiri maupun orang lain) agar terhindar dari kebodohan dan kesalahan yang tidak bijak. Sehingga,  tidak perlu ada sesal di kemudian hari yang akan membebani langkah kita ke depan.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Tidak Membandingkan

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Tidak Membandingkan

Kebanyakan penindas memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mencoba menutupi kekurangan harga diri mereka dengan menguasai orang lain. Itu membuat mereka merasa lebih tinggi ketika mereka menggertak orang lain.

Ada tiga bentuk kesombongan.

Berpikir bahwa kita lebih baik dari orang lain.
Berpikir bahwa kita lebih buruk dari orang lain.
Berpikir bahwa kita sama dengan orang lain.
Bentuk kesombongan kedua, seringkali tidak disadari sebagai ‘kesombongan’, adalah penyebab utama penindasan. Jika saja kita bisa berhenti saling menghakimi, maka kita bisa berhenti menghakimi diri kita. Alhasil, kebutuhan untuk menindas, secara verbal ataupun fisik, akan jauh berkurang.

Dalam suatu perjamuan, seorang tamu berpakaian bagus dengan bangga memperkenalkan dirinya kepada tuan rumah sebagai seorang dokter.

“Saya pun dokter,” kata tuan rumah dengan hangat, “saya dokter umum.”

“Cuma dokter umum? Saya dokter bedah otak,” kata sang tamu sambil menaikkan hidungnya, “Saya bekerja untuk Médecins Sans Frontières dan baru kembali enam bulan merawat anak-anak yang terluka di wilayah yang terkena perang di Timur Tengah. Tugas yang sangat berbahaya, namun harus ada orang untuk menolong anak-anak malang itu.”

“Pasti sulit melakukan pekerjaan amal,” jawab tamu yang sok penting itu. Ia makin tinggi mengakat hidungnya, Namun, Anda harus akui, itu tidak sesulit menjadi dokter bedak otak!”

“Saya dokter,” sela putra tuan rumah, “Saya punya gelar Dokter Fisika dan saya bekerja di NASA membuat roket. Anda harus akui, Dokter, bahwa bedah otak tidaklah sesulit ilmu roket!”

Kemudian hidung tamu berbaju bagus itu merunduk, bersama dengan kemegahan dirinya.

Jika Anda menemukan kegembiraan dengan berpikir bahwa Anda lebih baik dari orang lain, maka Anda akan menemukan penderitaan dalam perbandingan setimpal ketika Anda bertemu seseorang yang lebih baik daripada Anda. Lebih baik tidak membandingkan diri Anda sama sekali.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Nikmati Kopinya, Bukan Cangkirnya

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Nikmati Kopinya, Bukan Cangkirnya

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua.

Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis – dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah – dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan: “Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami.”

Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi.

Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain.

Sekarang perhatikan hal ini: Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya.

Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi.

Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita.

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya.

Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda.

Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.

Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda. Yaitu Amal pertanggungjawaban kepada Allah SWT!!.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Kisah Tentang Sang Panglima yang Ahli Memanah

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Kisah Tentang Sang Panglima yang Ahli Memanah

Suatu ketika, di daratan Tiongkok, hidup seorang panglima perang yang sangat terkenal. Sang Panglima dianggap memiliki kelebihan yang tak dimiliki orang-orang biasa. Yakni, ia memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya.

Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat di negerinya. Lalu, Sang Panglima memerintahkan prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran yang diletakkan cukup jauh, serta 100 buah anak panah untuknya.

Setelah semuanya siap, pada hari yang telah ditentukan, Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya. Di lapangan tersebut, berbondong rakyat yang ingin menyaksikan kehebatan panglima negerinya pun berkumpul. Mereka penasaran, bagaimana Sang Panglima mampu memiliki kehebatan memanah yang luar biasa.

Panglima pun mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran! Meski beberapa kali angin menerpa, panah dari Sang Panglima seperti memiliki mata. Sehingga, tak ada satu pun yang meleset dari sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, “Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?”

Berbagai kata pujian pun diucapkan oleh banyak orang yang menyaksikan. Mereka sangat bangga memiliki panglima yang sangat hebat dalam memanah. Namun, di antara sekian banyak yang memuji, tiba-tiba ada seorang tua penjual minyak yang mengucapkan kata-kata yang membuat Sang Panglima dan banyak orang sesaat terdiam, “Panglima memang hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih.”

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Sungguh berani si penjual minyak yang orang biasa itu berkata demikian. Namun, sebelum semuanya menjadi heboh, si tukang minyak berkata kembali, “Tunggu sebentar!”

Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak. Ia pun kemudian menuangkan minyak tersebut dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Meski lubangnya cukup kecil, minyak yang dituang sang penjual minyak tak ada setetes pun yang mengenai permukaan koin tersebut! Semua tepat masuk ke dalam guci dari lubang koin itu.

Panglima dan rakyat pun tercengang melihat keahlian dari si penjual minyak. Mereka pun bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Namun, dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima.

Ia pun lantas mengucapkan sebuah kalimat yang penuh makna, “Semua yang bisa saya dan Panglima lakukan tadi hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus-menerus akan melahirkan keahlian. Dari kebiasaan inilah, akan memunculkan kekuatan.”

Semua yang dilatih, semua yang diasah, semua yang dimaksimalkan dengan terus-menerus, pasti akan melahirkan ketajaman. Untuk itu, mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Singa Bukan Lagi Raja Hutan

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Singa Bukan Lagi Raja Hutan

Alkisah, di sebuah hutan, ada seekor kancil yang mengklaim dirinya sebagai raja hutan. Singa yang mendengar hal tersebut menjadi sangat marah. “Berani-beraninya si Kancil menyebut dirinya raja hutan, padahal jelas-jelas akulah sang raja hutan,” kata Singa dalam hati. Maka pergilah si singa mencari kancil untuk membaut perhitungan dengannya.

Saat bertemu Kancil, Singa berkata, “Hei Kancil, berani sekali kamu menyebut dirimu raja hutan. Akulah sang raja hutan.” Kancil berkata, “Hai singa, sekarang ini Anda bukan lagi raja hutan. Kalau tidak percaya, mari kita buktikan.”

Maka pergilah singa dan kancil berdua memasuki hutan. Tak lama mereka bertemu dengan kelinci. Saat kelinci melihat kancil, dia tenang-tenang saja, tetapi saat melihat singa di sebelah kancil, dia langsung lari terbirit-birit. Namun si Kancil yang cerdik berkata pada Singa, “Lihat, Kelinci saja takut padaku. Akulah sang raja Hutan.”

Singa tidak bisa menerima begitu saja, dia minta bukti lagi. Maka Berjalanlah mereka makin masuk ke dalam hutan. Lalu mereka bertemu dengan seekor serigala. Tentu saja serigala tidak takut pada kancil. Namun saat melihat singa di samping kancil, serigala juga lari pontang-panting. Sekali lagi kancil mengklaim dirinya sebagai raja hutan.

Singa yang mulai ragu, meminta pembuktian sekali lagi. Bertemulah mereka dengan seekor zebra. Tentu saja zebra tidak takut pada kancil. Namun saat melihat singa di samping kancil, zebra langsung lari terkencing-kencing. Akhirnya si Singa berkata, “Ternyata benar, sekarang kamulah sang raja hutan.”

Cerita diatas tampaknya sangat sederhana, cerita yang mungkin biasa diceritakan pada anak-anak. Namun makna cerita tadi sangat dalam. Anda bisa menggunakan akal si kancil yang memanfaatkan singa dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Untuk sukses, kita memerlukan alat bantu, memerlukan ‘pengungkit’. ‘Singa’ adalah alat bantu dan pengungkit kita. Pertanyannya siapakah ‘singa’ Anda? Tugas Anda sekarang adalah mulai mencari ‘singa-singa’ Anda sendiri. Jika Anda bergaul dengan ‘singa’ maka Anda akan menjadi ‘singa’ juga.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Belenggu Keyakinan

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Belenggu Keyakinan

Pada suatu hari yang cerah di sebuah kota, seorang pria berencana pergi ke tempat pertunjukan sirkus dengan membawa anak dan istrinya.

Niatnya sederhana, ingin memberikan hiburan kepada keluarga di hari libur sekolah.

Sebelum sampai ke tempat pertunjukan, pria tersebut harus melewati sebuah perkemahan dengan tenda yang berukuran besar berisi gajah-gajah sirkus.

Gajah-gajah dengan ukuran besar berdiri melamun dengan kondisi satu kaki yang diikat oleh rantai kecil.

Tidak ada pagar sama sekali, setiap gajah hanya diikat dengan rantai kecil di salah satu kakinya dan tidak ada yang berusaha untuk kabur, semuanya terdiam.

Sepanjang perjalanan pria tersebut terus memandangi gajah-gajah tersebut dengan mimik wajah yang kebingungan.

Mengapa?

Pria tersebut berpikir, mengapa sang gajah dengan ukuran sebesar itu tidak menggunakan seluruh kekuatan yang dia miliki untuk memutuskan rantai kecil yang mengikat salah satu kakinya kemudian lari dari perkemahan tersebut.

Namun sebaliknya setiap gajah hanya berdiri terdiam tidak melakukan apapun.

Dengan wajah yang masih kebingungan pria tersebut menghampiri sang pawang yang daritadi juga berdiri disekitar perkemahan gajah tersebut.

Pria tersebut bertanya, mengapa para gajah itu hanya terdiam dan tidak ada satupun yang berusaha untuk kabur padahal hanya diikat dengan rantai kecil disalah satu kakinya?

Sang pawang pun tersenyum kemudian menjawab:

Ketika mereka masih sangat muda dan berukuran jauh lebih kecil dari sekarang kami menggunakan rantai dengan ukuran yang sama untuk mengikat mereka, dan pada usia itu, cukup untuk menahan mereka.

Seiring mereka tumbuh dewasa mereka dikondisikan untuk percaya bahwa mereka tidak dapat melepaskan diri.

Karenanya sampai sekarang mereka masih percaya bahwa rantainya masih bisa menahan mereka, sehingga mereka tidak pernah mencoba membebaskan diri.

Certita diambil dari SINI!!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Laut Ini Penuh Marabahaya

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Laut Ini Penuh Marabahaya

Seorang pemuda kehilangan sepatunya di laut, lalu dia menulis di pinggir pantai: “LAUT INI MALING”

Tak lama datanglah nelayan yang membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai: “LAUT INI BAIK HATI”

Seorang pemuda tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai, “LAUT INI PEMBUNUH”

Tak lama datanglah seorang lelaki yang menemukan sebongkah mutiara di dalam lautan, lalu dia menulis di pantai: “LAUT INI PENUH BERKAH”

Seorang diatas perahu dan di hantam badai, lalu menulis di pantai, “LAUT INI PENUH MARABAHAYA”

Sementara lautan dan seisinya tak pernah mengeluh sedikitpun.

Kemudian datanglah ombak besar dan menghapus semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.

Maka, Jangan risaukan omongan orang, karena setiap orang membaca dunia dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang baik. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa dihargai.

Ali bin abi thalib berkata: Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, Dan yang membencimu tidak percaya itu. Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik. Jangan menghapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan. Namun hapuslah kesalahan demi lanjutnya persaudaraan.

“Jika datang kepadamu gangguan, jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih perih, tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik. Kurangi mengeluh teruslah berdoa dan berikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan lelah mengikutimu.”

⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Diambil dari website iphinchow

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Udin Dan Domba Kesayangannya

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Udin Dan Seekor Domba

Udin dan dombanya baru saja memenangkan lomba di desa. Sebagai hadiah Udin berhak mendapatkan uang Rp 500.000. Saking senangnya Udin tidak tahan untuk jingkrak-jingkrak.

Eh, ternyata uangnya jatuh dan ditelan si Domba. Udin sedih.

Seorang juri lomba yang memang ahli perdombaan menyarankan meminumkan kopi ke si Domba lalu menepuk-nepuk pantat Domba.

Di jalan pulang Udin mampir di warung kopi. Ternyata benar, setelah meminum segelas kopi dan ditepuk tepuk pantat nya, Domba tersebut memuntahkan selembar uang merah Rp 100.000. Tukang kopi pun heran dan kagum sama si Domba.

Udin pun order segelas kopi lagi. Meminumkan kepada Domba dan menepuk pantatnya. Dan lagi, Domba memuntahkan uang merah Rp 100.000 lagi.

Kali ini tukang kopi mulai mikir “Kopi seharga Rp 3.000 domba muntah jadi Rp 100.000”.

Iseng dia menawar “Din, domba kamu saya beli saja Rp 4.000.000 ya” tentu Udin menolak.

Lalu Udin meminumkan gelas kopi ke 3, menepuk-nepuk pantat domba. Domba munta lagi Rp 100.000.

Tambah kagum, pemilik warung kopi mulai berhitung dalam hati dan berkata “Din dombanya saya beli saja Rp 10.000.000”.

Udin menolak dan kembali meminumkan kopi ke sang Domba. Lagi-lagi, Domba tersebut muntah Rp 100.000.

Kali ini sang pemilik warung kopi tidak tahan “Din saya bayar Rp 25.000.000 deh”.

Udin pun mengiyakan. Pulanglah Udin dengan uang Rp 25.000.000.

Pemilik warung mengambil segelas kopi, lalu meminumkan kepada Domba dan menepuk-nepuk pantatnya. Dan Domba memuntahkan Rp.100.000.

Pemilik warung berteriak “makasih ya, Din.”

Udin melambaikan tangan dari jauh mempercepat langkah kaki – setengah berlari.

Besoknya kampung geger si pemilik warung kopi ditangkap polisi atas penganiaan hewan. 😀

Apa yang dapat disimpulkan dari cerita diatas?

1. Saat melihat seseorang mendapat sesuatu. Dapatkan cerita lengkapnya. Mengambil sepotong kisah bukan saja bisa salah mengartikan tapi bisa berakibat fatal.

2. Jangan iri terhadap kemudahan yang didapatkan orang lain saat itu juga, mungkin kamu melihat hasilnya sekarang yang telah dilakukan 5 tahun yang lalu

3. Pandangan mata dengan pandangan hati sangatlah berbeda

⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Selasa, 27 Agustus 2019

Belajar Memasak Air

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

*BELAJAR MEMASAK AIR*

_Oleh : Mardigu Wowiek_

Dalam bisnis hal yang paling penting adalah permodalan. Dan bagaimana membuat modal datang kepada bisnis kita?

Kita mengandaikan diri sekarang. Anda katakanlah seroang suami penganten baru, dimana istri anda belum bisa masak. Lalu sang istri berkata, suamiku, bagaimana kalau dapur peralatannnya di lengkapi, juga di berikan dapur yang bagus, ada plus ada oven, ada kompor , ada utensil peralatan yang lengkap untuk masak. Pasti saya akan bisa masak dalam waktu cepat dan enak.

Sekarang menurut anda, kita pakai akal sehat saja untuk menjawab, ketika anda siapkan semua peralatan tersebut apakah sang istri bisa masak sesuai janjinya? Atau tetap tidak bisa masak dan mengandalkan pembantu atau mengandalkan jari-jarinya di depan smartphone nya yang terhubung dengan apps go-food.

Sekarang kita balik, suaminya sekarang berkata, istriku, kamu kalau sudah bisa membuktikan pandai di dapur dan bersemangat, pasti aku akan perbagus dapur dan menyediakan seluruh peralatan dapur.

Pertanyaan, berapa besar “chance” ketika benar istrinya bisa masak , sang suami benar akan menepati janjinya menyediakan peralatan dan merombak dapur agar keren dan lengkap?

Ternyata dalam statistic dari dua kasus diatas, ketika suaminya menuruti pesan istrinya dimana dapur lengkap dia akan bisa masak peluangnya sang istri bisa masak setelah dapur lengkap hanya 20% alias dari 5 istri yang di perlakukan seperti ini, hanya 1 yang bisa masak.

Namun disisi wanita membuktikan kemampuannya, dari 5 suami, 3 orang atau 60% memenuhi janjinya, memperindah dan memperlengkap dapur.

Mengapa demikian?

Secara psikologi pasti sudah bisa di tebak. Kita bahas khusus psikologi ini di tempat lain ya, agak panjang masalah ini di jelaskan karena harus mengunakan kisah pembuktian ekperimental .

Adapun tujuan tulisan kali ini adalah tentang mendapatkan modal bisnis.

Dalam proyek yang masih green field. Belum jalan, masih konsep, masih ide, belum komersial, atau kalaupun sudah jalan masih “skala lab”.

Maka modal akan sulit datang. Karena pemodal atau funder kalau tidak melihat asset kita, mereka melihat “revenue” atau turn over atau penjualan.

Jadi cara termudah mendapatkan modal sekali lagi, laklukan seperti sang istri yang dapur jelek, seadaanya tetap berusaha masak. Karena semakin sering kita masak, maka hukum “ala bisa karena biasa” tercipta.

Sementara green field company yang belum jalan sulit mendapatkan modal karena seperti kenyataan dapur yang lengkap, tetap saja tidak bisa masak. Bisnis yang serba lengkap, belum tentu jalan. Lebih baik, seadanya jalan, walau terseok, walau masak air gosong, tetap lebih baik.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Kebaikan Sahabatmu Adalah Pantulan Kebaikanmu

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*
*_Semangat Subuh_*

KEBAIKAN SAHABATMU ADALAH PANTULAN DARI KEBAIKANMU

Seorang lelaki yang memutuskan untuk keluar dari kantornya yang lama, kemudian mendapat panggilan untuk bekerja di kantor barunya yang ia masukkan lamaran beberapa pekan yang lalu.
Ia lantas bertanya kepada gurunya yang bijak, "Apakah nanti teman-teman kantorku yang baru adalah orang baik?"

"Bagaimana dengan teman-temanmu di kantor yang lama? Apakah mereka orang baik?"
"Iya, mereka semua orang baik."
"Kalau begitu, teman-temanmu di kantor baru pasti orang baik juga!"

Demikianlah kebijaksanaan itu terlihat. Rupanya di manapun kita berada, orang-orang di sekeliling kita tetap sama, mereka tergantung bagaimana cara kita bergaul.

Jika kita memperlakukan orang lain dengan santun, maka orang pun akan sopan kepada kita. Itulah sebabnya jika di kantor lama ia memiliki teman yang menyenangkan, pertanda ia memang pandai membahagiakan orang lain pula.

Maka tak perlu khawatir, karena teman-teman barunya pasti akan memandangnya dengan cara yang sama seperti ia memandang orang lain.

Berapa banyak orang yang berganti-ganti pekerjaan dengan alasan selalu saja mendapat teman-teman yang tidak baik. Berapa banyak pula orang yang berpindah-pindah rumah dengan alasan selalu saja mendapat tetangga yang tidak baik.

Apa jangan-jangan diri sendirilah yang kurang bersahaja? Karena hakikatnya orang lain hanya pantulan cermin dari diri sendiri.
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِِنِ
“Seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin lainnya.”
(Hadist Riwayat Abu Dawud)

Bayangkan sebuah alat treadmill yang biasa berada di tempat-tempat fitness. Saat kita bertanya kepada petugas di sana, "Apakah alat ini bisa berputar cepat atau tidak?"
Tentu petugas tersebut akan menjawab, "Tergantung apakah Tuan bisa berlari cepat atau tidak!"
Salam Hijrah.

⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

✍Ustadz Arafat

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!
*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Minggu, 25 Agustus 2019

Ada Apa Dengan Selfie?

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

ADA APA DENGAN SELFIE..

Pada tau ga siihh??
Kenapa syaiton sukses merubah mental kita semua umat muslim???
Coba perhatikan

Semua akun media sosial selalu harus disertai photo profil dan icon , like serta komentar.
Mungkin kita tidak pernah berpikir jauh. Tapi coba kali ini renungkan..

Melalui media sosial, syaiton membuat bodoh kaum muda umat Muslimin.
1. Kenapa harus ada photo profil, ternyata dibalik alasan ID, photo profil mampu membangkitkan rasa percaya diri pada manusia.
Dan akibat percaya diri yang berlebihan mereka jadi keranjingan selfie.

Dan para ahli psikolog telah mengatakan selfie itu adalah gangguan jiwa akibat over pede dan haus pujian.

Bayangkan jika dahulu orang berphoto karena ada moment yg ingin dikenang. Maka disewalah tukang foto.
Lah sekarang , moment biasa biasa aja pun di foto, lagi makan selfie , lagi tidur selfie, lagi dikamar mandi selfie , lagi baca buku selfie, dan maaf bahkan lagi maksiat pun selfie.

Ini kelainan mental akut. Dan kadang kita bingung , utk apa sih tujuan selfie di segala kondisi.
Apa mengharapkan dunia tahu apa yang kamu lakukan setiap hari dari bangun tidur sampai tidur lagi.

2. Kenapa ada icon like, syaiton menggiring umat muslim untuk jadi ujub pada dirinya, karena bangga berlebihan maka rasa bangga itu ingin di apresiasi oleh orang lain.

Nah buntutnya hadirlah berbagai macam gaya photo selfie.
Entah itu mulut dimonyongin, pipi di gembungin seolah chubby, ambil angle dari atas , bawah , samping , kanan belakang, bahkan ada sebagian yang wajahnya kurang cakep, terpaksa habis habisan mengedit fotonya di aplikasi camera 360 dll.
Kemudian diposting.

Gejala ujub over pede ini menular kepada akhwat berhijab, sehingga timbullah selfie cadar, selfie hijab.
Icon like kecil memang tapi impactnya besar banget. Kerusakan mental.

Sehingga generasi muda hidup hanya diatas pujian. Materi dan keindahan fisik adalah segala galanya.

Maka tidak heran ada seorang gadis desa yang orang tuanya petani penghasilannya pas pasan , mau merepotkan orang tua mereka dengan membeli baju baru, make up baru agar terlihat modis dan cantik demi sebuah like di facebook.
Anak desa sok gaya kota.
Kantong kere gaya parlente.

Dan ini juga menimpa laki laki demi sebuah like ada yg mati matian fitnes agar perutnya sixpack dan dadanya bidang. Bahkan menampak kan auratnya sehingga jadi photo profil.

Jika dipikir pikir uang itu bermanfaat untuk hal yang lain.
Bisa untuk beli buku, ikut les , bahakn bisa ditabung untuk naik haji.

3. Icon komentar juga disediakan inilah syubhat terbesar.

Disinilah nanti yg memuji melontarkan pujian bila suka, hinaan bila tidak suka.

Nah pujian ini bisa jadi tulus bisa jadi modus. Maka muncullah ikhwan ikhwan modus yang menghancurkan kehormatan wanita.

Maka tidak heran muncul banyak kasus percintaan yg berakhir pilu berawal dari dunia maya. (Bukan berarti semuanya, ada juga kok yg menikah akibat perkenalan didunia maya dan rumah tangganya bahagia).

Yaap masih mau selfie di medsos..
Syaiton sukses menghancurkan sendi sendi moral kaum muslimin.

Selfie di medsos dapat mengakibatkan anda
1. Kena gangguan jiwa.
2. Ujub pada diri sendiri
3. Riya'
4. Suka ghibah di kolom komentar
5. Maksiat terselubung
6. Anda menyusahkan orang tua demi tuntutan eksis di dunia maya.

Jadi sebaiknya ga usah selfie yg berlebihan, cukup photo pd moment tertentu sj spy punya kenangan..

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Rabu, 21 Agustus 2019

Kakek dan Pencuri Pepaya

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang.

Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri.

“bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang kakek, “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”

“dari itu Bune” lanjut sang kakek, “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil yang satunya”.
Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar, dan berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya.

Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng duah buah pepaya besar di tangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri pepayanya.

“Sebenarnya” kata sang tamu, “di malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda”.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas, adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara pandang positif terhadap kehidupan.

Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta."
Kisah inspirasi diatas dikutip dari khutbah yang ditulis oleh ustadz Saiful Amien

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Selasa, 20 Agustus 2019

Jebakan Tikus

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Pada suatu malam, seekor tikus mengendap-endap di dalam dapur sebuah rumah keluarga petani. Betapa terkejut dia saat melihat sebuah bungkusan yang berisi satu kotak jebakan tikus. Hal tersebut tentu akan mengancam jiwanya. Dengan panik tikus itu berlari ke arah belakang rumah dan memberitahukan hal tersebut pada hewan peliharaan sang petani.

"Hati-hati, ada jebakan tikus... ada jebakan tikus..." ujar sang tikus dengan suara kencang.

Ayam yang mendengar suara itu melengos kesal, "Ya ya ya... tapi itu masalahmu, tikus. Berhentilah berteriak, kau membuatku sakit kepala," ujar sang ayam dengan suara jengkel.

Dengan sedih, tikus itu berlari meninggalkan kandang ayam menuju kandang kambing. "Ada jebakan tikus di dalam sana, jebakan tikus..." ujar si tikus memperingatkan.

Apa yang terjadi? Kambing seolah tidak peduli dan mengatakan, "Wah, aku ikut sedih, tapi bukan urusanku," lanjutnya.

Tikus kembali sedih karena kambing tidak peduli. Tetapi dia tidak menyerah memberi peringatan bahwa ada bahaya. Tikus berlari ke arah kandang sapi. "Waspada, harap waspada, si petani punya jebakan tikus,"

Sang sapi malah tertawa kencang, "Astaga tikus, itu bukan urusanku, tidak perlu menyampaikan kabar yang tidak perlu," ujar sapi lalu kembali tertawa.

Akhirnya tikus kembali ke lubangnya dengan perasaan sedih, tak ada satu pun yang peduli dengan kata-katanya.

Pada malam berikutnya, jebakan tikus itu berhasil menangkap sesuatu. Saat dilihat, bukan tikus yang terperangkap, tetapi ular berbisa yang masuk ke dalam rumah. Parahnya, ular yang sudah hampir mati karena terjepit di jebakan tikus mematuk tangan istri sang petani.

Setelah mengalami pengobatan, istri petani tak kunjung membaik, dia demam sangat tinggi. Melihat hal itu, petani menyembelih ayamnya lalu dimasak menjadi sup ayam untuk menurunkan demam sang istri, tetapi usaha itu sia-sia, karena istri sang petani meninggal keesokan harinya.

Banyak tamu yang datang saat pemakaman, sehingga petani terpaksa menyembelih kambing miliknya untuk dijadikan sajian demi menghormati tamu yang hadir. Dan ternyata, tamu yang datang semakin banyak, petani tersebut memang punya banyak teman, sehingga dia menyembelih sapi untuk dijadikan sajian kepada tamu-tamu yang datang dan berduka cita.

Tikus sangat sedih karena teman-teman di peternakan telah habis. Padahal dia sudah memperingatkan teman-temannya agar waspada. Akhirnya mereka justru menjadi santapan para tamu yang datang.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas antara lain :
Bantulah sesama, kau tak pernah tahu kebaikan apa yang datang, ataupun keburukan apa yang terhindar dari kau membantu mereka...
Jangan meremehkan sebuah keburukan yang menimpa saudaramu, jika kau biarkan, boleh jadi cepat atau lambat kau pun juga akan ditimpanya...
kisah inspirasi diatas diambil dari
http://www.mindtalk.com/ch/Lentera#!/post/502f4e78f7b73052d300354d

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Kaya dan Miskin

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*


Ini adalah salah satu kisah inspirasi kesukaan saya. Saya pertama kali menemukan ini ketika masih SMA (sekitar tahun 2004). Suatu hal yang luar biasa untuk dapat membaginya kepada pembaca Kumpulan Kisah Kisah Inspirasi Terbaik. Berikut kisahnya.

Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah dimiliki keluarga yang amat miskin.

Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :

“Bagaimana perjalanannya nak?”.

“Perjalanan yang hebat, yah”.

“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.

“O tentu saja,” jawab si anak.

“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si bapak.

Si anak menjawab :

Saya melihat bahwa kita punya satu anjing, tapi mereka punya empat anjing.

Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.

Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.

Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.

Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.

kumpulan kisah inspirasi terbaik Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.

Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.

Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka.

Ayah si anak hanya bisa bungkam.

Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
Kaya dan Miskin tergantung pada persepsi kita sendiri, bukan pada penilaian orang lain.
Orang lain yang tampak miskin bagi kita, boleh jadi termasuk kaya menurut orang lain, atau bahkan mereka sendiri
Kisah diatas mendorong kita untuk selalu melihat perspektif lain...

Kisah inspirasi diambil dari http://pengharapan.com/siapa-yang-kaya-siapa-yang-miskin.html

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Kisah 4 Buah Lilin

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

kisah inspirasi
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

“Akulah HARAPAN.”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
(emotivasi)

================

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
Hidup tak selamanya terang, adakalanyaangin berhembus, meredupkan "lilin-lilin" kita
Dalam situasi dan kondisi sesulit apapun, jangan sampai kau putus harapan... terlebih harapan kepadaNya...
dengan Harapan, insya Allah kita bisa bertahan dan dengan ijinNya kita bisa menyalakan "lilin" lain kehidupan kita
cerita dan gambar diambil dari
 http://www.beritaunik.net/renungan/kisah-4-lilin.html

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Jendela Kereta Api

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Hari itu, di kereta api terdapat seorang pemuda bersama ayahnya. Pemuda itu berusia 24 tahun, sudah cukup dewasa tentu.

Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta, lalu berkata pada Ayahnya.
"Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian"

Sepasang anak muda duduk berdekatan. Keduanya melihat pemuda 24 tahun tadi dengan kasihan. Bagaimana tidak, untuk seukuran usianya, kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanakan.

Namun seolah tak peduli, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasny,
"Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang mengikut kita!"

Kedua pasangan muda itu tampak tak sabar, lalu berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu.
"Kenapa ANda tidak membawa putra Anda itu ke seorang dokter yang bagus?

Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata. "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami ini baru saja dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru mendapatkan penglihatannya hari ini"

Sahabat, setiap manusia di planet ini memiliki ceritanya masing-masing. Jangan langsung kita men-judge seseorang sebelum kita mengenalnya benar. Karena kebenaran boleh jadi mengejutkan kita. Selalu berprasangka baik kepada setiap orang, karena itu yang diajarkan nabimu, dan itulah cara yang baik untuk hidup...

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Berat Segelas Air

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Saat Stephen R. Covey mengajar tentang Manajemen Stress, dia bertanya kepada para peserta kuliah,

“Menurut anda, kira-kira berapa berat segelas air ini?” Jawaban para peserta sangat beragam, mulai dari 200 gram sampai 500 gram.

“Sesungguhnya yang menjadi masalah bukanlah berat absolutnya. Tetapi berapa lama anda memegangnya,” ungkap Covey.

“Jika saya memegangnya selama satu menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan sakit. Jika saya memegangnya selama satu hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya,” lanjutnya.

“Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu terasa meningkat beratnya,” ungkap Covey.

”Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut. Istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sehari-hari, tinggalkan beban pekerjaan anda. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok,” lanjutnya.

“Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak. Setelah beristirahat, nanti dapat diambil lagi. Hidup ini sangat singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di dalam hati kita,” kata Covey.

cerita dicopas dari http://lutphantomhive.wordpress.com/

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Panjang Tangan

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Dalam suatu riwayat Aisyah pernah berkisah, bahwa suatu waktu setelahkematian Nabi SAW, para istrinya berkumpul pada suatu rumah salah satu diantaranya. Lalu mereka mengukur tangan-tangan mereka di tembok untuk mencari tangan mana yang terpanjang. Aktivitas ini sering dilakukan mereka, sampai meninggalnya Zainab binti Jahsy.

Apa sebab hal ini dilakukan oleh para istri Nabi SAW? Ternyata, suatu waktu Rasulullah SAW pernah bersabda seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim,

"Bahwa yang paling cepat menyusul diriku dari kalian (istri-istriku) adalah yang paling pajang tangannya."
Yang paling cepat menyusul Rasulullah SAW adalah Zainab binti Jahsy. Sementara Zainab memiliki tangan yang pendek dan bukan yang terpanjang bila dibandingkan dengan istri Nabi SAW lainnya.

Mengapa Zainab? Menurut Aisyah dinukil dari hadits yang sama, karena Zainab bekerja dengan tangannya sendiri dan selalu bersedekah. Bahkan pada suatu riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thbarani dalam al-Ausath disebutkan bahwa Zainab radhiallhu 'anha merajut pakaian kemudian memberikannya kepada pasukan Nabi SAW. Para pasukan Nabi SAW menjahit serta memanfaatkannya pada saat peperangan.

Akhirnya para istri Nabi SAW pun mengetahui maksud Nabi SAW mengenai apa yang disebutnya dengan "panjang tangan", yakni suka bersedekah. Dan Zainab-lah ang dimaksud dalam hadits tersebut.
Wallahu'alam.

Oleh Diyah Kusumawardhani,
dimuat dalam Majalah Sabili edisi 23

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Anakku Sayang

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Anakku, izinkan bunda menuturkan sebuah kisah.
Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, senang beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. "Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa yang mempunyai banyak cita-cita".
Dia pernah bercita-cita menjadi amir, dia telah mendapatkannya. Dia bercita-cita menjadi seorang khalifah, juga telah didapatkannya. Sekarang, cita-citaku adalah surga, dan aku berharap mendapatkannya."

Lembar sejarah membuktikan, orang-orang besar umumnya memiliki cita-cita tinggi. Anakku, bukan hanya itu, mereka berusaha mewujudkan apa yang mereka cita-citakan dengan segenap upaya dan kesungguhan, dan umumnya mereka mampu meraih cita-cita yang telah mereka canangkan.

kisah kisah inspirasiBukan hanya kisah Umar bin Abdul Aziz yang akan bunda ceritakan. Ada kisah lain, tentang empat pemuda dengan cita-cita mereka. Suatu kali, Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mushab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan ra. berkumpul di pelataran ka'bah. Mushab yang bicara pertama kali dengan mengatakan,"Bercita-citalah kalian." Sahabat yang enggan mengatakan cita-citanya, meminta Mushab terlebih dulu menyampaikan cita-citanya.

Mushab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah anakku, apa yang kemudian hari berlaku atas Mushab? Allah SWT memperkenankannya memperoleh apa yang ia cita-citakan.

Urwah bin Jubair kemudian menceritakan harapannya. "Aku ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.

Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan anakku, Abdul Malik bin Marwan kemudian menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dikenal sebagai khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.

Terakhir, Abdullah bin Umar menegaskan cita-citanya. Tahukah anakku, apa cita-cita Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga!

Anakku sayang, ambillah hikmah terbaik dari kisah itu. Apa yang menjadi cita-cita mereka? Cita-cita yang tinggi dan besar. Apakah engkau mengetahui, bagaimana mereka bisa mencapai cita-cita itu? Mereka mencapainya dengan perjuangan dan pengorbanan yang sungguh-sungguh diiringi dengan mental yang luar biasa. Bukan dicapai dengan menumbuhkan keminderan, kekalahan bahkan keputusasaan. Kekuatan tekad yang mereka miliki disertai dengan kerja keras juga doa kepada Allah SWT membuat mereka mampu mencapai apa yang mereka inginkan.

Perhatikan apa yang sejarah tulis mengenai perjuangan Umar bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan. Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu. Yunus bin Syuaib bahkan berkata, "Sebelum menjadi khalifah, tali celananya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, ketika dia menjadi khalifah, dia sangat kurus. Bahkan jika saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, pasti saya bisa menghitungnya." Bukan hanya itu, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal sebagai pemimpin yang menolak suap dalam bentuk apapun. Subhanallah.. Allah SWT memperkenankan Umar bin Abdul Aziz memperoleh keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan penuh kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menngapai cita-cita yang lain, surga!

Karena itu, anakku, bercita-citalah! Pancangkan cita-citamu setinggi mungkin. Iringi ia dengan kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menngapainya. Semoga Allah SWT merahmatimu dengan memperkenankan cita-cita itu terwujud.

Bercita-citalah! Bukan hanya untuk duniamu, tapi juga untuk akheratmu. Rasulullah bersabda, "Dan jika kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga firdaus, sebab dia adalah surga yang paling tinggi." Anakku, tahukah engkau apa cita-cita seorang Rabiah bin Kaab? Cita-citanya adalah, menemani Rasulullah di surga!

-satu episode dalam Menikmati Peran Ibu-
Kisah inspirasi ini ditulis oleh Cahaya Afiati dalam situs eramuslim.com

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Secukupnya Tapi Mendalam..

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Secukupnya Tapi Mendalam..

Judul di atas adalah sikap Rasulullah ketika terjadi peristiwa yang ibarat danau, airnya telah dibuat beriak oleh satu peristiwa yang terjadi. Para sahabat di sekeliling beliau, siap memberikan respon dan reaksi, tapi respon dan reaksi yang paling baik datang dari Rasulullah. Tidak kurang, tidak lebih, secukupnya tapi mendalam, kena.

Satu hari, di Masjid Nabi, Rasulullah dan para sahabatnya sedang berkumpul dalam halaqah, majelis ilmu, membahas sesuatu. Masjid Nabi, lantainya masih pasir, tak ada ubin, apalagi sajadah. Dan mereka duduk, shalat, ruku’ dan sujud di atasnya.

Ketika kelompok manusia terbaik ini berkumpul dan mempelajari ilmu dan perintah Allah, tiba-tiba datang seorang lelaki Badui, lelaki desa nan udik ke dalam Masjid Nabi. Kita semua mengetahui kisahnya. Sebagian besar kaum Muslimin bahkan telah hapal ujung ceritanya. Tapi mari, sekali lagi kita belajar dari sudut pandang yang sedikit lain.


 Lelaki Badui ini, tak datang untuk bergabung dalam halaqah nan mulia. Lelaki ini terus berjalan, menuju ujung ruangan, di pojok bangunan Masjid Nabi. Di sana, dia tengok kanan dan kiri. Mengangkat kainnya dan berjongkok di ujung ruangan untuk menuntaskan hajatnya. Lelaki Badui ini buang air kecil, buang air kecil!

Para sahabat yang berada di masjid dan sedang berhalaqah, seketika bergejolak. Mereka hendak berdiri, entah dengan niat melakukan apa di hati masing-masing. Para sahabat marah. Dan kemarahan mereka sangat wajah, ini Masjid Nabi, bukan tempat buang hajat. Para sahabat berhamburan, berdiri, segera berjalan menghampiri lelaki Badui yang sedang menuntaskan hajatnya tadi. Di wajah-wajah mereka, para sahabat mulia itu, nampak kemarahan yang siap meledak.

Tapi Rasulullah memanggil dan menenangkan semua sahabat yang sudah siap mengambil aksi. “Jangan, biarkan dia. Jangan menganggunya. Biarkan dia menyelesaikan kencingnya,” ujar Rasulullah saw.

Setelah lelaki Badui ini menyelesaikan urusannya, Rasulullah memanggilnya dengan nada lembut. Padahal, para sahabat, semuanya, sudah berada pada titik didih. Lelaki Badui ini datang dan berjalan pelan menghampiri  Rasulullah. Beliau menangkap atmosfer kemarahan yang mengepungnya. Tapi hanya Rasulullah yang ditujunya.

Dengan halus, ketika lelaki Badui ini berada di depan beliau, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya, masjid ini dibangun bukan untuk itu (maksudnya untuk buang hajat). Masjid ini dibangun untuk shalat dan membaca al Qur’an.”

Hanya itu, tidak kurang, tidak berlebihan. Singkat, tapi tepat sasaran.

Lelaki Badui ini paham, dan lalu pergi meninggalkan Masjid Nabi. Tak lama waktu shalat tiba, dan Rasulullah memimpin para sahabat untuk menunaikan shalat. Dan yang menarik, lelaki Badui ini bergabung bersama untuk shalat jamaah. Dan Rasulullah pun memimpin shalat.

kisah inspirasi islami
Seperti biasa, Rasulullah melakukan shalat. Sampai ketika bangkit ruku’, Rasulullah mengucapkan , “Sami’Allahu liman Hamidah.” Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Para sahabat kemudian menjawab dengan ucapan, “Rabbana walakal Hamdu.” Tuhan kami, segala puji hanya untuk-Mu.

Di luar dugaan, lelaki Badui, ya betul, lelaki Badui yang tadi, menambahkan doanya lebih panjang dari para sahabat.  “Rabbana walakal Hamdu. Allahumarhamni wa Muhammadan, wala Tarham ma’ana ahadan.”  Tuhan kami, segala puji hanya untuk-Mu. Ya Allah, sayangilah aku dan Muhammad. Dan jangan sayangi orang-orang selain kami berdua.

Doa ini dibaca dengan lantang, sampai-sampai Rasulullah mendengarnya. Dan tentu saja, para sahabat yang ada juga mendengarnya. Memang lelaki Badui ini, yang seringkali disebut tidak berpendidikan dan memilik karakter unik, telah menyalahi rukun dari bacaan shalat. Tapi pelajarannya yang seringkali kita tidak perhatikan adalah, lihatlah isi doanya. Doa yang mencerminkan, bahwa Rasulullah telah menguasai hatinya. Doa yang memperlihatkan, bahwa dia juga menolak, sekurang-kurangnya tak mau dengan para sahabat yang ada.

Lelaki Badui ini, yang mohon maaf, sekali lagi kelompok ini sering  disebut sebagai kelompok masyarakat yang tidak berpendidikan, telah menempatkan Rasulullah di tempat yang sangat berpengaruh dalam hidupnya, dalam pikirannya, dalam doanya, dalam permintaannya kepada Allah. Sehingga dia berharap hanya Rasulullah dan dirinya saja yang dirahmati Allah. Dan tentu saja, ketika seseorang menempati posisi yang istimewa, maka istimewa pula letak nasihatnya.

Selepas shalat, Rasulullah berbalik badan. Lalu beliau memanggil lelaki Badui ini dan berkata singkat, “Engkau telah membatasi sesuatu yang sangat luas.” Ya, singkat, sesuai dengan kebutuhan bagi seorang lelaki Badui yang tentu saja tingkat pemahamannya tidak sama dengan sahabat-sahabat utama seperti Abubakar, Umar bin Khattab atau sahabat yang lain.

ditulis oleh ust. Herry Nurdi

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Kisah Umar Terhadap Prihatinnya Rakyat Miskin

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Pelajaran mana yang lebih baik daripada sebuah keteladanan? Terlebih dalam kondisi ketika banyak pemimpin negeri kita yang tak amanah. Namun tak selayaknya kita berputus asa, justru kita wajib berdoa. Semoga Allah kan hadirkan sosok pemimpin teladan seperti sejarah merekam Umar bin Khattab dan kepemimpinan beliau dalam kisah inspirasi berikut...
***
Krisis itu masih melanda Madinah. Korban sudah banyak berjatuhan. Jumlah orang-orang miskin terus bertambah. Khalifah Umar Bin Khatab yang merasa paling bertanggung jawab terhadap musibah itu, memerintahkan menyembelih hewan ternak untuk dibagi-bagikan pada penduduk.

Ketika tiba waktu makan, para petugas memilihkan untuk Umar bagian yang menjadi kegemarannya: punuk dan hati unta. Ini merupakan kegemaran Umar sebelum masuk islam. “Dari mana ini?” Tanya Umar.

“Dari hewan yang baru disembelih hari ini,” jawab mereka.

“Tidak! Tidak!” kata Umar seraya menjauhkan hidangan lezat itu dari hadapannya. “Saya akan menjadi pemimpin paling buruk seandainya saya memakan daging lezat ini dan meninggalkan tulang-tulangnya untuk rakyat.”

Kemudian Umar menuruh salah seorang sahabatnya,” Angkatlah makanan ini, dan ambilkan saya roti dan minyak biasa!” Beberapa saat kemudian, Umar menyantap yang dimintanya.

Kisah yang dipaparkan Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya ar-Rijal Haular Rasul itu menggambarkan betapa besar perhatian Umar terhadap rakyatnya. Peristiwa seperti itu bukan hanya terjadi sekali saja. Kisah tentang pertemuan Umar dengan seorang ibu bersama anaknya yang sedang menangis kelaparan, begitu akrab di telinga kita. Ditengah nyenyaknya orang tidur. Ia berkeliling dan masuk sudut-sudut kota Madinah. Ketika bertemu seorang ibu dan anaknya yang sedang kelaparan, Umar sendiri yang pergi mengambil makanan. Ia sendiri juga yang memanggulnya, mengaduknya, memasaknya dan menghidangkannya untuk anak-anak itu.

Keltika kelaparan mencapai puncaknya Umar pernah disuguhi remukan roti yang dicampur samin. Umar memanggil seorang badui dan mengajaknya makan bersama. Umar tidak menyuapkan makanan ke mulutnya sebelum badui itu melakukannya terlebih dahulu. Orang badui sepertinya sangat menikmati makanan itu. “Agaknya Anda tidak pernah merasakan lemak?” Tanya Umar.

“Benar,” kata badui itu. “Saya tidak pernah makan dengan samin atau minyak zaitun. Saya juga sudah lama tidak menyaksikan orang-orang memakannya sampai sekarang,” tambahnya.


 Mendengar kata-kata sang badui, Umar bersumpah tidak akan makan lemak sampai semua orang hidup seperti biasa. Ucapannya benar-benar dibuktikan. Kata-katanya diabadikan sampai saat itu, “Kalau rakyatku kelaparan, aku ingin orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyatku kekenayangan, aku ingin orang terakhir yang menikmatinya.”

Padahal saat itu Umar bisa saja menggunakan fasilitas Negara. Kekayaan Irak dan Syam sudah berada ditangan kaum Muslimin. Tapi tidak. Umar lebih memilih makan bersama rakyatnya.

Pada kesempatan lain, Umar menerima hadiah makanan lezat dari Gubernur Azerbeijan, Utbah bin Farqad. Namun begitu mengetahui makanan itu biasanya disajikan untuk kalangan elit, Umar segera mengembalikannya. Kepada utusan yang mengantarkannya Umar berpesan, “Kenyangkanlah lebih dulu rakyat dengan makanan yang biasa Anda makan.”

Sikap seperti itu tak hanya dimiliki Umar bin Khattab. Ketika mendengar dari Aisyah bahwa Madinah tengah dilanda kelaparan. Abdurrahman bin Auf yang baru pulang dari berniaga segera membagikan hartanya pada masyarakat yang sedang menderita. Semua hartanya dibagikan.

Ironisnya, sikap ini justru amat jauh dari para pejabat sekarang. Penderitaan demi penderitaan yang terus melanda bangsa ini, tak meyadarkan mereka. Naiknya harga kebutuhan pokok sebelum harga BBM naik dan meningkatnya jumlah orang-orang miskin, tak menggugah hati mereka. Bahkan, perilaku boros mereka kian marak.

Anggota Dewan yang ditunjuk rakyat sebagai wakil, justru banyak yang berleha-leha. Santai dan mencari aman. Pada saat yang sama, para pejabat yang juga dipilih langsung, tak pernah memikirkan rakyat. Yang ada dalam benak mereka , bagaimana bisa aman selama lima tahun ke depan.

Mereka yang dulu vocal mengkritik para pejabat korup dan zalim, justru kini diam. Ia takut kalau kursi yang saat ini didudukinya lepas. Sungguh jauh beda dengan Abu Dzar al-Ghifari, seorang sahabat Rasulullah saw. Ketika suatu saat dia cukup pedas mengkritik para pejabat di Madinah, Ustman bn Affan memindahkannya ke Syam agar tak muncul konflik. Namun, ditempat inipun ia melakukan kritik tajam pada Muawiyah bin Abu Sufyan agar menyantuni fakir miskin.

Muawiyah pernah mengujinya dengan mengirimkan uang. Namun ketika esok harinya uang itu ingin diambilnya kembali, ternyata Abu Dzar telah membagikannya pada fakir miskin.

Sesungguhnya, negeri kita ini tidak miskin. Negari kita kaya. Bahkan teramat kaya. Tapi karena tidak dikelola dengan baik, kita menjadi miskin. Negeri kita kaya, tapi karena kekayaan itu hanya berada pada orang-orang tertentu saja, rakyat menjadi miskin. Kekayaan dimonopoli oleh para pejabat, anggota parlemen dan para pengusaha tamak.

Di tengah suara rintihan para pengemis dan orang-orang terlantar, kita menyaksikan para pejabat dan orang-orang berduit dengan ayik melancong ke berbagai negari. Mereka seolah tanpa dosa menghambur-hamburkan uang dengan membeli barang serba mewah.

Ditengah gubuk-gubuk reot penuh tambalan kardus bekas, kita menyaksikan gedung-gedung menjulang langit. Diantara maraknya tengadah tangan-tangan pengemis, mobil-mobil mewah dengan santainya berseleweran. Pemandangan kontras yang selalu memenuhi hari-hari kita.

Dimasa Umar bin Abdul azis, umat islam pernah mengalami kejayaan. Kala itu sulit mencari mustahiq (penerima) zakat. Mereka merasa sudah mampu, bahkan harus mengeluarkan zakat. Mereka tidak terlalu kaya. Tapi, kekayaan dimasa itu tidak berkumpul pada orang-orang tertentu saja.

Disinilah peran zakat, infak dan shadaqah. Tak hanya untuk ‘membersihkan’ harta si kaya, tapi juga menuntaskan kemiskinan.

Jika ini tidak kita lakukan, kita belum menjadi mukmin sejati. Sebab, seorang Mukmin tentu takkan membiarkan tetanggana kelaparan. Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman seseorang yang dirinya kenyang, sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Muslim)

(Majalah Sabili no 7 Th XIII Judul Asli : "Prihatin pada Rakyat Miskin")

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Tukang Bakso

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?

"Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...

Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.


"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita – cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. ...?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.

Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".

diposkan oleh syaskastupnya di kaskus

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Puerto del Suspiro del Moro

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Ada sebuah tempat di Spanyol yang diberi nama seperti judul tulisan ini, Puerto del Suspiro del Moro. Di telinga kalimat di atas terdengar indah mendayu, namun sesungguhnya, kisah yang terkandung dalam kalimat ini sungguh pilu. Puerto del Suspiro del Moro berarti Napas Terakhir Orang Moor atau terjemahan populernya berbunyi Tarikan Napas Terakhir Seorang Muslim.

Puerto del Suspiro del Moro adalah nama sebuah tempat. Tepatnya sebuah gunung. Tempat ketika rombongan Sultan Muhammad XII, khilafah terakhir kesultanan Granada berhenti dan melayangkan pandangan sedih ke arah Istana Alambra yang terpaksa ditinggalkannya karena Ratu Isabella dan Raja Ferdinand mengusir mereka. The last Sultan itu dipaksa mengangkat kakinya.

Sultan Abu Abdillah Muhammad, atau yang bergelar Sultan Muhammad XII berhenti, matanya menerawang, dari pelupuknya menetes air mata penyesalan. Selama 800 tahun Islam memerintah dan melayani Granada, kini dia menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas kehancurannya. Ketika menangis di pucuk bukit, sang ibu menegurnya, “Kini kau menangis seperti perempuan. Padahal kau tak pernah memberikan perlawanan seperti seorang laki-laki.”

kisah-kisah inspirasi terbaik
Kemudian rombongan ini menuju Maroko, tempat pembuangan keluarga Sultan. Karena itu, tempat rombongan ini terdiam, berdiri dan menatap untuk terakhir kalinya Istana Alhambra disebut Puerto del Suspiro del Moro yang berarti Tarikan Napas Terakhir Orang Muslim. Kisah ini pernah ditulis oleh Salman Rushdie dalam novelnya berjudul The Moors Last Sigh. Dan tentu saja, Salman Rushdie menulisnya dengan perspektif dan sudut pandangnya sendiri.

Air mata itu bermula dengan kisah kecil kerjasama yang pernah terjalin antara Sultan Muhammad XII dengan Ratu Isabella dan juga Raja Ferdinand. Jauh sebelum singgasana itu goyah, jauh sebelum pengkhianatan itu tiba, mereka memiliki hubungan yang entah bisa disebut apa.

Puncaknya, 2 Januari 1492, Granada harus diserahkan oleh Sultan Muhammad XII kepada Ratu Isabella dan Raja Ferdinand yang telah menang setelah mengadu domba dua bersaudara. El Chico, begitu orang-orang Spanyol menyebut Sultan Muhammad XII, artinya yang kecil. Beberapa di antaranya, bahkan memberi gelar el zogoybi yang berarti dia yang kurang beruntung. Sebutan-sebutan itu adalah gambaran kecil untuk membangun kecemburuan sang sultan terhadap saudaranya, yang ternyata dipilih oleh sang ayah untuk menggantikan dan menduduki tahta.

Kekuasaan selalu menyimpan seribu misteri dan segala konspirasi. Tak ada yang lurus dan lempang di dalam bahasa politik. Lain yang disebut, lain pula yang direncanakan. Lain yang direncanakan, beda pula yang dijelaskan. Ratu Isabella dan Raja Ferdinand yang awalnya seolah berpihak dan akan membantu Sultan Muhammad II untuk meraih tahta, kini berbalik arah menggulingkannya. Dan segalanya, berawal dari rasa kepemilikaan atas sebuah klaim kekuasaan.

Dan ketika kesadaran itu datang, kejadian-kejadian sudah terlalu liar untuk dikendalikan. Pengkhianatan Isabella dan Ferdinand sudah terlalu dalam untuk dicarikan penawar, apalagi dikalahkan. Betapapun gigihnya pasukan pasukan Kesultanan Andalusia melakukan perlawanan, kekuasaan Islam yang sudah bertapak lebih dari 800 tahun berakhir dengan mengenaskan.

Pada 2 Januari 1492, pasukan dari dua kerajaan Iberia Kuno, Aragon dan Castille berhasil merebut dan mengalahkan kota-kota Islam di Spanyol, termasuk Granada.Pemimpin dua kerajaan tersebut, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella bersatu dalam sebuah pernikahan yang membuat keduanya diberi julukan The Catholic Kings. Hari itu bendera dan panji-panji Kristen dikibarkan di seluruh tembok kota Granada.Gema lonceng terdengar di seluruh penjuru kota, pasukan Kristen merayakan kemenangan besarnya.

The Catholic Kings mengeluarkan perintah dan memberikan pilihan kepada umat Islam dan Yahudi di wilayah taklukkan untuk masuk Kristen atau diusir. Faktanya, banyak sekali yang masuk dan memeluk Katholik, karena takut dibunuh. Dan yang selamat melahiran diri keluar dari Andalusia. Sejak saat itu, Eropa menjadi daerah bebas Muslim sampai beberapa abad kemudian. Dan ini adalah sisi gelap dari peradaban Barat Kristen yang sangat biadab.


 Pada tahun yang sama, 31 Maret, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella mengeluarkan Edict of Expulsion atau perintah pengusiran bagi warga Yahudi.Warga Yahudi diberi dua pilihan, dibaptis menjadi Kristen atau diusir keluar dari Andalusia. Negeri ini, selama berpuluh tahun telah menjadi surga dunia untuk warga Yahudi. Karena di bawah pemerintahan Islam, hidup mereka terjamin dan peradaban mereka berkembang, mereka dilindungi dan diberi kesempatan untuk menjalankan apa yang mereka yakini oleh pemerintahan Muslim Andalusia. Setelah keluarnya Edict of Expulsion, ada banyak Yahudi yang masuk Kristen dengan cara terpaksa. Sebanyak 80.000 orang Yahudi melarikan diri ke Portugal dan 50.000 lagi mencari suaka di wilayah baru Islam, Khalifah Utsmani di Turki.

Di Turki, mereka disambut dengan baik dan mendapat perlindungan dari pemerintahan Muslim. Tapi di Andalusia, mereka diburu untuk dibunuh.

Untuk menggambarkan betapa beratnya pembantaian yang dialami kaum Yahudi saat itu, ada angka yang bisa ditelusuri. Pada tahun 1483 saja, di wilayah ini menurut laporan Komandan Inkusisi Spanyol, Fray Thomas de Torquemada, telah terbunuh sebanyak 13.000 kaum Yahudi di Spanyol. Setelah itu selama puluhan tahun, Yahudi dikejar-kejar dengan rasa penuh ketakutan. Puncak dari masa kegelapan itu jatuh pada tahun 1492, saat The Chatolic Kings memberikan pilihan sulit untuk kaum Yahudi. Dibaptis paksa atau pergi meninggalkan Eropa. Pilihan terakhirlah yang diambil, hanya dalam hitungan bulan saja, sejak April hingga Agustus 1492, sebanyak 150.000 warga Yahudi yang meninggalkan Spanyol. Dan salah satu tujuan utama mereka adalah wilayah Khilafah Utsmani yang bersedia memberikan perlindungan

Tapi yang menarik adalah, semua peristiwa pembantaian yang menimpa umat Islam dan kaum Yahudi akibat kebijakan-kebijakan yang muncul setelah dua pemimpin Katholik, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Pernikahan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella sebetulnya dirancang dan diatur oleh seorang Yahudi bernama Abraham Senior dari Segovia.

Abraham Senior sangat berpengaruh dalam seluruh kebijakan Ratu Isabella. Karena keberhasilan yang ia dapat atas nasihat dan saran politik dari Abraham Senior, sebagai rasa terima kasih Ratu Isabella memberikan jabatan Kepala Penarikan Pajak kepada Abraham Senior. Bahkan kerajaan atas keputusan Ratu Isabella menganugerahkan gelar Rabbi de la Corte atau Rabbi Kerajaan.

***

Dulu, ketika menyeberang Selat Gibraltar, pasukan yang dipimpin Tariq bin Ziyad masuk dengan gagah berani dan kepala yang tegak menantang. Di bakarnya kapal-kapal agar pasukan tak memikirkan cara untuk pulang. Kalah bukan pilihan. Maju terus dan meraih kemenangan.

Tariq bin Ziyad masuk ke wilayah ini dengan membawa tentara sebesar 7.000 pasukan. Sebagian besar pasukan ini adalah bangsa Barbar, sangat sedikit pasukan keturunan Arab, kurang lebih ada 300 orang dan ada sekitar 700 Muslim kulit hitam yang bergabung dari benua Afrika. Ketika mendarat di negeri Andalusia, Tariq bin Ziyad memerintahkan pasukannya untuk membakar dan memusnahkan kapal mereka. Hal ini menunjukkan tekad Tariq yang tak akan kembali ke negeri asal. Baginya tidak ada pilihan, kecuali menang.

Bulan Rajab tahun 92 H atau 30 April 711 M, pasukan Muslimin berangkat dari Ceuta. Mereka mendarat di gunung batu bernama, Mount Calpe. Tempat ini kelak lebih dikenal dengan sebutan Jabal al-Fatah oleh kaum Muslimin yang berarti gunung kemenangan. Tapi secara internasional, gunung ini dikenal sebagai Jabal Tariq atau lebih disebut dengan Gibraltar. Kemudian, pasukan diberangkatkan ke Andalusia.

Saat berada di atas kapal dalam perjalanan antara Ceuta dan Gibraltar, Tariq tertidur. Di dalam tidurnya itu ia bermimpi melihat Rasulullah Saw beserta para Sahabat Muhajirin dan Anshar. Mereka semua memegang pedang dan menyandang busur panah. Ia mendengar Nabi Saw berkata kepadanya, ”Kuatkan dirimu wahai Tariq! Tuntaskan apa yang menjadi misimu sekarang ini.” Kemudian ia melihat Rasulullah saw dan para sahabatnya pergi memasuki Andalusia.

Kota yang ditaklukkan pertama kali adalah Cartagena. Setelah itu, kota-kota lain segera menyusul dengan kekalahan bangsa Visigoth. Dan inilah cikal bakal peradaban Islam di Eropa yang kelak sangat mewarnai kebangkitan beradaban Barat. Kelak peradaban Islam yang diretas oleh Tariq bin Ziyad ini melahirkan orang-orang seperti Ibnu Rushd atau yang dikenal Barat dengan nama Averoes (1126-1198). Filsuf yang sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran dunia Barat. Juga lahir tokoh seperti Az Zahrawi yang lahir di Cordoba dan ia sangat dikenal sebagai manusia pertama yang memperkenalkan teknik operasi bedah. Ensiklopedi tentang teknik pembedahan menjadi rujukan dunia kedokteran di Barat. Ada pula Az Zarkalli, astronom Muslim yang memperkenalkan pengetahuan astrolobe, sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horizon bumi yang dijadikan navigasi dalam transportasi laut.

Bahkan, Ajip Rosidi, sastrawan Indonesia dalam kata pengantarnya pada buku M. Natsir Kebudayaan Islam dalam Perspektif Sejarah dengan jernih mengatakan, “Peradaban Yunani pun mungkin akan tenggelam kalau saja tidak diselamatkan melalui penerjemahan ke dalam bahasa Arab oleh sarjana-sarjana Islam di bawah para khalifah yang sangat mendorong kemajuan ilmu,  karena pada dasarnya Islam memang tidak menghalangi kemajuan ilmu, melainkan mendorongnya tanpa batas. Bahkan juga para sarjana Barat mendapat kesempatan yang sama dalam istana-istana para khalifah di Baghdad dalam usaha memperkembangkan ilmunya dengan para sarjana Islam sendiri.”

Barat, Eropa khususnya, tanpa sentuhan peradaban Islam, mungkin akan lain ceritanya dan tidak seperti sekarang. Sejarawan Barat, Charles Singer dalam bukunya Short History of Medicine memberikan gambaran betapa dunia kedokteran di Barat pada abad pertengahan sangat kacau dan terbelakang.

“Anatomy and physiology perished. Prognosis was reduced to an absurd rule of thumb. Botany became a drug list. Superstitius practices crept in, and Medicine deteriorated into collection of formulae, punctuated by incantations. The scientific stream, which is its lifeblood, was dried up at its source.” (Ilmu anatomi dan fisiologi (di Barat) telah hancur. Diagnosa satu penyakit ditentukan dengan bermacam-macam cara dan terkaan dengan melihat jempol. Ilmu tumbuh-tumbuhan hanya tinggal kerangka. Praktik tahayul telah menyelinap dimana-mana. Derajat ilmu kedokteran telah turun, dan menjadi hanya seperti kumpulan mantera, juga sihir. Ilmu pengetahuan yang menjadi darah dan nyawa (bagi ilmu kedokteran) telah kering dari sumbernya.)

M. Natsir dalam makalahnya yang berjudul Eropa dalam Abad Pertengahan. Pada periode tertentu, Barat adalah peradaban yang dibangun dengan cara menerjemah ilmu-ilmu yang telah diabadikan oleh ulama dan ilmuwan Islam dari berbagai sumber. M. Natsir menyebutnya sebagai Zaman Terjemahan:

“Sebagaimana Baghdad dalam abad ke-8 M, begitu pula Toledo pada abad ke-12 M. Sebagaimana dulu Khalifah al Ma’mun mendirikan satu Baitul Hikmah, sebuah badan ulama-ulama (dewan ulama) dengan al Hujaj bin Mathar, Ibnu Bathriq dan lain-lain, untuk menterjemahkan segala maca ilmu dari Persia, India, Suria dan Yunani ke dalam bahasa Arab. Begitu pula Arcibishop Raymond menanam satu badan penyalin di bawah badan Artsdeken Dominicus Gundisalvus, untuk menerjemahkan bermacam-macam ilmu yang telah dikumpulkan oleh pujangga-pujangga Muslimin dari bahasa Arab ke bahasa Latin.

Dahulu, Hunain ibnu Ishaq yang mengumpulkan dan menyalin ilmu-ilmu falsafah, hisab dan ilmu alam ke bahasa Arab, maka sekarang Gerard van Cremona yang mengumpulkan pusaka Hunain, dan menyalin hampir semua ke bahasa Latin.

Pun dari kalangan Yunani banyak ulama-ulama yang cakap berbahasa Arab dan Latin, sangat berjasa dalam zaman terjemah ini. Salah satu dari mereka adalah Faraj ibnu Salim (atau Ferragut van Girgenti) yang telah menerjemahkan buku al Hawi dari Abu Bakar Razi dengan nama Liber Continens. Pekerjaan ini ialah memakan waktu tak kurang dari seperdua dari umur manusia yang biasa. Gerard van Cremona (1114) berjumpa di Toledo buku Ptolomeus yang bernama al Magest dalam bahasa Arab terjemahan dari Yahya bin Khalid al Barmaki. Itulah yang diterjemahkan ke bahasa Latin (tahun 1173) dan menjadi pokok dari terjemahan-terjemahan ke bahasa-bahasa di Eropa Barat.

Buku-buku ilmu kedokteran Yunani dari Hipocrates dan Galen diterjemahkan Gerard van Cremona dari terjemahan Hunain bin Ishaq. Selainnya dari itu kitab-kitab dari al Kindi, Ibn Sina, al Farabi, Abu Qais dan lain-lain. Setelah Gerard van Cremona meninggal dunia dalam tahun 1187 M, tidak kurang dari 70-80 buku yang telah diterjemahkannya dari bahara Arab ke bahasa Latin sehingga (ia) mendapat gelaran Fathers of Arabism di Eropa.

***

Tapi setelah 800 tahun Islam berkuasa di Andalusia, Sultan Muhammad XII harus menyeberangi Selat Gibraltar dengan kepala tertunduk dan dada yang ditikam-tikam kesedihan.

Kerajaan menjadi neraka sebelum neraka yang sesungguhnya. Saling berebut tahta menjadi agenda paling besar para pembesar. Dan hal ini dimanfaatkan dengan cerdik oleh musuh-musuh yang menghendaki khilafah Islam Andalusia bubar. Dan ketika pasukan Isabella dan Ferdinand datang menyerang, mengepung selama tujuh bulan, pembunuhan besar-besaran dilakukan, perlawanan hebat juga telah diberikan, tapi apa mau dikata, tubuh kepemimpinan umat sudah rapuh akibat saling seteru.

Dan ketika Islam dan kaum Muslimin dikalahkan, yang menjadi korban tak hanya manusia, tapi seluruh sisi peradaban. Seorang Kardinal memerintahkan pasukannya Spanyol mengumpulkan seluruh buku-buku tentang Islam dan semua yang berbau Arab untuk dibakar. Tidak saja yang terdapat dalam perpustakaan resmi milik pemerintahan, tapi juga milik pribadi yang tersebar di rumah-rumah. Jumlahnya diperkirakan lebih dari satu juta. Dikumpulkan di tengah lapangan kota Granada dan dimusnahkan dengan cara dibakar dengan diiringi upacara agama. Memusnahkan ilmu pengetahuan Islam, seperti menjadi bagian dari amal ibadah.

Seorang penyair Spanyol menuliskan puisi tentang detik-detik terakhir kepergian Sultan menuju tanah pengasingan:

tuvieron que abandonar muy a su pesar
los fastuosos salones y majestuosos jardines
de los palacios de la Alhambra
donde tanto goce terrenal habían disfrutado
durante varias bienaventuradas generaciones

raja harus pergi
meninggalkan dengan enggan
aula istana Alhambra yang megah dan taman-taman yang indah
di mana kenikmatan duniawi
telah diberkati berbilang generasi

Los débiles rayos del crepúsculo,
procedentes del sol poniente
tras el horizonte que forman las colinas de Loja
apenas permitían discernir
detalles del paraíso perdido

samar-sama senja sirna
dan matahari terbenam jua
cakrawala membentuk perbukitan Loja
raja hanya boleh menyaksikan
rincian surga yang mulai menghilang

Entah berapa kali sejarah sudah berulang dan mengajarkan tentang candu kekuasaan dan bahaya keserakahan. Jika keduanya bertemu dan bersatu, keburukan besar tak hanya akan menimpa individu. Tapi gelombang panjang kerusakan, akan terjadi menimpa semua lini kehidupan. Mudah-mudahan kita mampu belajar dan tak mengulang sejarah keburukan.

Kisah inspirasi ini ditulis oleh Ustadz Herry Nurdi yang ditulis oleh beliau dalam situsnya yang luar biasa, penerang.com
Kisah dan foto diambil dari situs http://penerang.com/2010/12/14/puerto-del-suspiro-del-moro-revisi/


*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*

Perang Mut'ah

*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*

*_Semangat Subuh_*

Perang Mu’tah, adalah perang yang secara rasio tak akan membuat manusia optimis apalagi yakin dengan kemenangan yang dijanjikan. Bayangkan saya, jumlah pasukan Romawi yang berkumpul pada hari itu lebih dari 200.000 tentara, lengkap dengan baju perang yang gagah, panji-panji dari kain sutra, senjata-senjata yang perkasa, lalu dengan kuda-kuda yang juga siap dipacu.

Abu Hurairah bersaksi atas perang ini. ”Aku menyaksikan Perang Mu’tah. Ketika kami berdekatan dengan orang-orang musyrik. Kami melihat pemandangan yang tiada bandingnya. Jumlah pasukan dan senjatanya, kuda dan kain sutra, juga emas. Sehingga mataku terasa silau,” ujar Abu Hurairah.

kisah-kisah inspirasi terbaik
Sebelum melihatnya, pasukan para sahabat yang hanya berjumlah 3.000 orang-orang beriman, sudah mendengar kabar tentang besarnya pasukan lawan. Sampai-sampai mereka mengajukan berbagai pendapat, untuk memikirkan jalan keluar. Ada yang berpendapat agar pasukan Islam mengirimkan surat kepada Rasulullah saw, mengabarkan jumlah musuh yang dihadapi dan berharap kiriman bala bantuan lagi. Banyak sekali usulan yang mengemuka, sampai kemudian Abdullah ibnu Rawahah yang diangkap sebagai panglima pertama berkata di depan pasukan.

”Demi Allah, apa yang kalian takutkan? Sesungguhnya apa yang kalian takutkan adalah alasan kalian keluar dari pintu rumah, yakni gugur sebagai syahid di jalan Allah. Kita memerangi mereka bukan karena jumlahnya, bukan karena kekuatannya. Majulah ke medan perang, karena hanya ada dua kemungkinan yang sama baiknya, menang atau syahid!”

Pidato perang yang singkat, tapi sangat menggetarkan. Seperti yang kita tahu dalam sejarah, sebelum berangkat Rasulullah berpesan pada pasukan. Jika Zaid bin Haritsah terkena musibah, maka panglima akan diserahkan kepada Ja’far bin Abi Thalib. Dan jika Ja’far bin Abi Thalib juga terkena musibah, maka Abdullah ibnu Rawahah yang menggantikannya.


 Mahasuci Allah dengan segala tanda-tanda-Nya. Perkataan Rasulullah benar terbukti, sebagai salah satu tanda-tanda kebesaran Allah. Zaid bin Haritsah syahid dalam peperangan ini. Kemudian panji-panji Rasulullah dipegang oleh Ja’far bin Abi Thalib. Panglima pasukan kaum Muslimin ini menunggangi kuda yang berambut pirang, bertempur dengan gagah. Di tengah-tengah peperangan ia bersenandung riang:

Duhai dekatnya surga

Harum dan dingin minumannya

Orang Romawi telah dekat dengan azabnya

Mereka kafir dan jauh nasabnya

Jika bertemu, aku harus membunuhnya

Dalam situasi perang, sungguh tak banyak pilihan. Menjadi yang terbunuh atau menjadi yang bertahan. Maka tentu saja senandung Ja’far ra berbunyi demikian. Tangan kanan Ja’far terputus karena tebasan pedang ketika mempertahankan panji pasukan. Kini tangan kirinya yang memegang. Tangan kirinya pun terbabat pula oleh tebasan. Sehingga panji-panji Islam dipegangnya dengan lengan atasnya yang tersisa hingga Ja’far ditakdirkan menemui syahidnya.

Ibnu Umar ra bersaksi, ”Aku sempat mengamati tubuh Ja’far yang terbujur pada hari itu. Aku menghitung ada 50 luka tikaman dan sabetan pedang yang semuanya ada dibagian depan dan tak satupun luka berada di bagian belakang.” Semoga Allah membalasnya dengan sayap yang kelak akan membuatnya terbang kemanapun dia suka.

Kini tiba giliran Abdullah ibnu Rawahah tampil ke depan untuk mengambil tanggung jawab, memimpin pasukan dan mengangkat panji-panji Islam. Ada kegundahan dalam hati dan pikirannya, karenanya Ibnu Rawahah memompa sendiri keberanian di dalam hatinya:

Aku bersumpah wahai jiwaku, turunlah!

Kamu harus turun atau kamu akan dipaksa

Bila manusia bersemangat dan bersuara

Mengapa aku melihatmu enggan terhadap surga

Dalam kalimat-kalimat syairnya di tengah laga, tergambar bahwa ada kegalauan dalam jiwa Abdullah ibnu Rawahah. Tentu saja hanya Allah yang Mengetahui. Apalagi dua sahabatnya, telah pergi mendahului. Melihat dua jasad mulia sahabatnya, Abdullah ibnu Rawahah kembali berkata:

Wahai jiwaku

Jika tidak terbunuh kamu juga pasti mati

Ini adalah takdir kan telah kau hadapi

Jika kamu bernasib seperti mereka berdua

Berarti kamu mendapat hidayah

Lalu kemudian, Abdullah ibnu Rawahah juga bertemu dengan syahidnya. Ini memang kisah tentang perang. Tapi sesungguhnya hikmah dan teladan yang ada di dalamnya, bermanfaat dalam semua peristiwa kehidupan. Dalam perang, tak ada sikap yang bisa disembunyikan. Pemberani, ketakutan, risau dan kegalauan, cerdik dan penuh akal, atau orang-orang yang selalu menghindar. Semua terlihat nyata. Tak ada yang bisa disembunyikan!

Takut, risau dan galau, sungguh adalah perasaan wajar yang muncul karena fitrah. Dalam sebuah periode kehidupan, kita seringkali merasakannya. Meski begitu, bukan pula alasan kita menghindar dari sesuatu yang harus kita taklukkan karena rasa takut, risau dan galau yang lebih menang. Kemudian kita mencari-cari alasan dengan menyebutnya dengan dalih strategi dan langkah pintar. Menunduk untuk menanduk, atau yang lainnya.

Gunung-gunung harus didaki, laut dan samudera harus diseberangi, lembah dan ngarai harus dijelajahi. Tantangan hidup harus ditaklukan bukan dihindari. Dan tujuan besar hidup kita sebagai seorang Muslim adalah menegakkan kebenaran dan menyebarkan kebaikan.

Berbuat kebaikan dan mencegah manusia dari kemunkaran, harus dilakukan, betapapun pahitnya balasan yang akan didapatkan. Ketakutan, risau dan galau akan selalu datang. Tapi berkali-kali pula kita harus mampu mengalahkan mereka dan berkata pada diri sendiri. Meniru ulang apa yang dikatakan sahabat Abdullah ibnu Rawahah dengan gagah pada hati dan akalnya, ”Apakah engkau enggan pada nikmat Allah yang Maha Tinggi?!” Wallahu a’lam bi shawab.

Kisah inspirasi ini ditulis oleh ustadz Herry Nurdi dalam situs beliau yang luar biasa di http://www.penerang.com
kisah dan foto diambil dari situs http://penerang.com/2010/10/12/takut-itu-wajar/

*Semua Post semangat subuh tersimpan di App Anugerah Center =>> Anugerah News!!

*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*