*_Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakatuh_*
*_Semangat Subuh_*
RUMAH SUNATAN
"Aduh sakit...aduh sakit..." dari kejauhan saya melihat seorang anak sekitar 9 tahun terduduk di pinggir jalan mengerang kesakitan sambil memegangi kakinya.
Saat itu hujan, saya dalam perjalanan pulang setelah Ashar dengan motor saya. Saya mendekati anak itu untuk melihat apa yang terjadi. Ya Allah, apa saya gak salah lihat ?
Anak itu tertusuk kawat di kelingking kakinya. Kawat yang saya lihat sudah menembus 2 cm keluar dari jarinya. Hanya ada dua anak sebayanya yang kebingungan, dan satu orang pemuda yang sama-sama tidak tau harus berbuat apa.
"Adiknya mas?"
"Bukan, saya gak kenal, saya pengen coba cabut kawat ini tapi beresiko"
"Itu sudah menembus jari gitu, gak bisa sembarangan. Mas ayo gendong anak itu bonceng motor saya, kita cabut di klinik!" saya langsung spontan berinisiatif membawa anak itu ke klinik terdekat.
Ah, sayangnya waktu itu hari minggu, empat klinik yang saya lewati tutup semua. Anak itu sepanjang jalan terus berteriak menahan sakit yang sangat berat. Saya yang hanya mendengar rintihannya saja sudah merasakan sakitnya. Apalagi anak sekecil itu. Ya Allah. Siapa sih yang buang kawat sembarangan di jalan.
Saya tiba-tiba teringat satu klinik sunatan di samping mall Basura. Saya tancap gas kesana, saya pikir ini alternatif klinik terakhir, kalau tutup juga saya langsung ambil arah lurus ke UGD Rumah Sakit Duren Sawit.
Alhamdulillah klinik khusus sunat itu buka. Dengan baju basah kuyup, saya langsung menemui si mba resepsionis,
"Mba maaf ada dokter gak? Ada anak tertusuk kawat di kakinya sampai tembus dari bawah ke atas jari"
"Astagfirullah...langsung bawa ke kamar praktek aja pak" si mba gerak cepat mengantar saya ke kamar praktek.
Saya lihat klinik itu penuh anak-anak dan orangtuanya. Ada tiga kamar praktek, kamar nomor 1 kebetulan baru saja selesai menyunat seorang anak. Saya dipersilahkan masuk. Dokter pun gesit segera mengambil tindakan.
Beliau menyuntikkan bius lokal, mencabut kawat yang lebih setengah jam menancap di jarinya. Anak itu memeluk saya saat tindakan dilakukan. Saya yakin dia sedang menahan sakit yang tidak akan bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Kemudian setelah semua itu berlalu, dokter menutupi dengan perban dan antiseptik.
Alhamdulillah ketegangan kami mereda. Anak itu pun sudah bisa tenang. Mungkin biusnya sudah bekerja. Saya ajak dia ngobrol. Namanya Naufal. Tadi itu dia sedang main hujan-hujanan tanpa pakai sendal, sampai kemudian musibah itupun menimpa kakinya.
Cukuplah buat peringatan kita semua, selalu gunakan alas kaki, bukankah Rasulullah memerintahkan demikian. Dan bila kita melihat benda membahayakan di jalanan, singkirkan benda itu. Inipun perintah dari Rasulullah.
Apresiasi tertinggi saya untuk klinik tersebut, yang belakangan saya tau bernama Rumah Sunatan. Mereka betul-betul tanggap dengan musibah kami. Tanpa registrasi, tanpa penjamin, tetap bertindak dengan cepat. Bahkan saat saya mau menyelesaikan administrasi, mereka tidak mau dibayar.
Salam penuh hormat saya untuk Rumah Sunatan, dan semoga adik Naufal cepat diberi kesembuhan. Aamiin.
Salam Hijrah.
⏲ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
✍🏻Ustadz Arafat
*_Selamat menunaikan ibadah shalat Subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin_*
0 komentar:
Posting Komentar